Ujian Dalam Hidup
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
Jama'ah kaum muslimin yang kami muliakan dan dirahmati Allah ;
Syukur alhamdulillah kehadirat Ilahi Rabbi, yang telah memberikan rahmat dan nikmatNya kepada kita semua sebagai mukmin yang memberikan . Shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad Saw. seorang Rasul yang telah menunjukkan kebenaran yang hakiki berupa ajaran Islam yang membawa manusia pada kebahagian dunia dan akhirat. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan pula kepada para sahabat, keluarga dan kaum muslimin yang mengikutinya.
Sidang jum’at hadirin Rahimakumullah;
Hidup adalah ujian, dan keimanan baru bisa dijamin apabila telah melewati ujian-ujian dari Allah swt. Firman Allah Swt :
أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi ?" (QS. 29/Al-Ankabut:2)
Cobaan yang dialami manusia, selain sebagai ujian, juga sebagai tanda kasih sayang Allah. Sebab dibalik suatu cobaan terdapat hikmah yang sangat berarti bagi manusia. Mengingat ujian sebagai tanda kasih sayang Allah, maka oleh karena itu seorang mukmin yang mengalami ujian tidak boleh terlalu lama larut dalam kesedihan mereka. Firman Allah ta'ala :
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
"Tiada satupun bencana yang menimpa di bumi, dan tidak pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah". (QS. Al-Hadid : 22-23).
Ma'asyhiral muslimin rahimakumullah;
Dalam menjalani hari-hari dalam kehidupannya, manusia seyogiyanya lebih menyiapkan batinnya untuk menghadapi hal-hal yang tidak enak dan kurang menyenangkan, prilaku semacam ini membuat seseorang bersikap optimis dan siap apabila menghadapi suatu cobaan walaupun cobaan itu sangat berat. Namun pada kenyataannya manusia lebih menyiapkan batinnya untuk menghadapi hal-hal yang enak dan menyenangkan. Prilaku semacam ini membuat seseorang bersikap negatif, apabila menghadapi suatu cobaan.
Dan pada dasarnya manusia lebih sadar ketika mendapat ujian musibah, pada hal tidak selamanya ujian itu bersifat kesusahan dan kesengsaraan saja, akan tetapi kesenangan juga merupakan ujian yang diberikan kepada manusia, sebagaimana Allah ta'ala berfirman:
فَإِذَا مَسَّ الْإِنسَانَ ضُرٌّ دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَاهُ نِعْمَةً مِّنَّا قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
"Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui". (QS. Az-Zumar:39).
Rasulullah saw. juga mengkhawartirkan hal tersebut dan menyatakan: "Yang aku khawatirkan pada ummat bukan ujian musibah tetapi ujian nikmat". (al-Hadits). Dan kekhawatiran Nabi saw. tersebut memang sebuah kenyataan, karena ketika manusia mendapatkan nikmat berupa kesenangan, kekayaan, kenaikan jabatan, mendapat populeritas, banyak yang tidak menyangka hal itu sebagai ujian sehingga ia pun jatuh dari penghambaan kepada Allah, menjadi penghamba materi, bersikap sombong, kufur ni'mat dan tidak mau bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang telah diterimanya.
Berdasarkan kondisi tersebut, Murtadha Muthahhari menyebutkan : “Pada dasarnya kemalangan dan kesengsaraan itu merupakan pendahuluan bagi terwujudnya sesuatu yang indah. Di relung kesulitan hidup dan bencanalah kebahagiaan dan kesejahteraan tersembunyi, sebagaimana terkadang bencana-bencana tersembunyi direlung kebahagiaan”.
Sidang jum'at as'adakumullah;
Pengaruh cobaan bagi jiwa manusia memiliki spektrum yang sangat luas. Diantaranya :
Pertama, Cobaan membangkitkan kesadaran, yakni ketika Allah menimpakan ujian kepada sekelompok manusia atau individu masyarakat dalam bentuk musibah pribadi maupun musibah massal, maka ketika itu apabila disikapi dengan keimanan, akan mendatangkan kesadaran yang berpengaruh pada kedekatan terhadap Sang Pencipta dan keimanan yang mendatangkan keteguhan hati selama hidup di dunia dan di akhirat.
Firman Allah:
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)
Keteguhan hati ini akan membangkitkan kesadaran bahwa Allah senantiasa bersama dalam kehidupan mereka, dan menjadi pemandu yang senantiasa memberikan hidayah dalam mengatasi segala kondisi dan urusan mereka. Allah berfirman dalam QS. At-Taghabun:11: “Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.”.
Kaum muslimin rahimakumullah;
Hikmah Kedua, dari cobaan adalah membangkitkan suatu umat dari tidurnya, menghidupkan kesadaran iman dalam hati, menyadarkan fikiran yang responsif terhadap kemuliaan akhirat sehingga bersemangat mengejar kebahagiaan di akhirat melalui upaya-upaya memperbaiki diri dengan taubat dan meningkatkan ubudiah (kualitas ibadah).
Dan hikmah yang Ketiga adalah, dengan cobaan dapat menggerakkan potensi dan kemauan yang akan mendatangkan kekayaan bagi jiwa manusia, yang pada gilirannya melahirkan pribadi yang ulet dan tahan banting, melahirkan kreatifitas-kreatifitas, menimbulkan dinamika berupa semangat hidup untuk bekerja keras dan beraktiftas serta berupaya agar memiliki pemahaman terhadap makna hidup.
Dan hikmah yang terakhir dari musibah yang dialami manusia, adalah dapat mengungkapkan hakekat dan karakter manusia yang sesungguhnya.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah;
Sebagai penutup khutbah kita hari ini, dapat kita simpulkan bahwa hidup tidak lepasa dari ujian keimanan. Jika berhasil melewati ujian-ujian dari Allah swt. tersebut akan membuktikan bahwa iman benar-benar terhunjam di dalam dada. Selain itu, cobaan juga sebagai tanda kasih sayang Allah, karena dibalik cobaan terdapat hikmah yang sangat besar. Maka oleh sebab itu seorang mukmin yang mengalami ujian tidak boleh larut dalam kesedihan. Tidak selamanya ujian bersifat kesusahan dan kesengsaraan, akan tetapi kesenangan juga merupakan ujian yang diberikan kepada manusia dan inilah yang paling dikhawatirkan Nabi terhdap ummatnya. Semoga Allah memberikan kepada kekuatan iman dalam menghadapi cobaan demi kehidupan yang lebih baik dimasa-masa akan datang.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، أَمَّا بَعْدُ؛
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. أَقِيْموُاالصَّلآة !
mau contoh yang lain silahkan download di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar